Cara Menghadapi Ibu Mertua yang Narsis
Memiliki ibu mertua yang narsis bukanlah hal yang mudah. Tidak seperti memiliki pacar yang “buruk”: Anda tidak bisa begitu saja memutuskan hubungan dengannya. Namun, ada sesuatu yang dapat Anda lakukan, yaitu: belajar darinya.
Karena sebenarnya, dia punya pelajaran spiritual penting untuk diajarkan kepada Anda. Jika Anda memperhatikan, Anda akan belajar banyak tentang diri Anda sendiri, dan menjadi orang yang lebih kuat, lebih bahagia, dan lebih bijaksana. Jika Anda mengabaikan pelajarannya, Anda akan terjebak dalam siklus luka, kebencian, dan kesengsaraan yang terus-menerus.
1. Kerendahan hati
Yang mengherankan, tidak semua hal berkaitan dengan Anda. Bila Anda menganggap segala sesuatu sebagai sesuatu yang pribadi, Anda akan memperkuat gagasan bahwa Anda adalah pusat alam semesta, dan, oleh karena itu, semua hal yang terjadi di sekitar Anda berkaitan dengan Anda. Itu sendiri agak narsis, bukan?
Apa yang ibu mertua Anda katakan atau lakukan bukanlah tentang Anda; itu tentang dirinya. Anda hanyalah cermin yang memantulkan disfungsi dirinya sendiri, jadi dia akan marah. Jangan tersinggung.
2. Hubungan yang Sehat
Setelah Anda menjalani hubungan yang tidak sehat dan beracun dengan seseorang, Anda tidak akan pernah salah mengira hubungan itu sebagai sesuatu yang lain. Anda akan melihat tanda-tanda bahaya dari jarak satu mil jauhnya, dan Anda akan lebih menyadari kecenderungan hubungan Anda yang tidak sehat. Kita semua memilikinya …
Itu adalah pelajaran yang sangat penting dan berharga yang akan membantu Anda memiliki hubungan yang lebih baik. Mungkin bukan dengan ibu mertua Anda (hubungan yang sehat dengan seorang narsisis tidak mungkin) tetapi itu akan membuat hubungan Anda yang lain menjadi lebih dalam, lebih dekat, dan lebih tulus.
3. Simpati
Dia manusia. Dia tidak sempurna. Begitu pula dirimu.
Sama seperti Anda merasa bahwa dia suka mengganggu, suka mengontrol, dan suka memanipulasi, dia juga merasa bahwa Anda bersikap bermusuhan, tidak tahu berterima kasih, dan suka berdebat. Atau bahwa Anda mencoba membuat putranya menentangnya. Atau bahwa Anda tidak mendengarkan nasihatnya yang berharga tentang cucu-cucunya . Daftar keluhan dari kedua belah pihak dapat terus berlanjut, dan itu hanya membuktikan satu hal: kita semua manusia. Kita semua terkadang merasa tidak aman. Kita semua merasa kesepian. Dan kita semua memiliki kebutuhan yang mendalam akan cinta dan penghargaan.
4. Harga Diri
Apakah Anda orang yang menyenangkan orang lain? Kalau begitu, Anda mungkin merasa sangat sulit untuk bersikap tegas terhadap ibu mertua Anda. Namun, mungkin inilah yang diajarkan ibu mertua Anda— hargai diri Anda sendiri dengan menetapkan batasan tentang bagaimana Anda ingin diperlakukan. Jika Anda belajar melakukannya, itu bisa sangat mengubah hidup Anda.
Saat Anda menetapkan standar baru tentang apa yang akan dan tidak akan Anda terima, Anda akan merasa berdaya untuk mengubah area lain dalam hidup Anda menjadi lebih baik.
5. Pengampunan
Sebagian besar hubungan mertua hancur karena permusuhan dan saling menyalahkan, sehingga tidak ada pihak yang mampu memaafkan. Inilah yang menciptakan keterikatan emosional – menyimpan dendam, membesar-besarkan ego, menjadi korban, dll.
Jadi, jika Anda benar-benar ingin menjauhkan diri dari ibu mertua Anda yang narsis, maafkan dia. Berpegang teguh pada perasaan yang terluka akan mengikat Anda padanya dan Anda akan terus menyeretnya bersama Anda bahkan saat dia tidak ada.
Anda mungkin merasa memaafkan ibu mertua bertentangan dengan mencintai diri sendiri dan membela diri sendiri. Namun, sebenarnya itu adalah tindakan mencintai diri sendiri, di atas segalanya.
Tidak apa-apa untuk marah, frustrasi, atau terluka; tetapi jangan berkutat pada perasaan tersebut. Menyimpan dendam dapat merusak kesehatan mental dan spiritual Anda. Jadi, kapan pun Anda bisa, maafkan dan lupakan. Namun, lakukanlah dengan tulus! Memaafkan adalah alat spiritual yang ampuh, tetapi hanya jika dilakukan dengan tulus.
6. Kekuatan Persepsi
Pernahkah Anda mendengar ungkapan: “Persepsi adalah realitas”? Jadikan itu mantra Anda.
Anda punya pilihan:
- Berasal dari sudut pandang korban (“Dia melakukan ini padaku, dia menghancurkan hidupku, dia menghancurkan pernikahanku, dia membuat semua orang menentangku”)
- Atau perspektif jiwa dalam perjalanan spiritual (“Ini dimaksudkan untuk mengajariku pelajaran spiritual yang penting dan membantu evolusiku, aku bersyukur atas pengalaman ini”).
7. Penguasaan Emosional
Ibu mertua Anda tidak akan berubah, tetapi Anda bisa. Ubahlah cara Anda bereaksi terhadapnya, dan Anda akan memperoleh keterampilan yang tak ternilai yang akan berguna bagi Anda dalam hampir setiap situasi sulit. Kedamaian Anda sendiri ada di tangan Anda. Jangan biarkan dia mengambilnya dari Anda.
Bila Anda mampu mengendalikan emosi, berarti Anda mampu mengendalikan hidup Anda. Itu tidak berarti berpura-pura atau menekan perasaan Anda yang sebenarnya. Melainkan, Anda harus mengenali “tombol sensitif” Anda dan tidak membiarkan orang lain mengendalikan Anda dengan menekan tombol-tombol tersebut.